Kebahagiaan tidak memiliki jawaban yang sama, juga tidak memiliki pola yang tetap. Makna dari kebahagiaan, sangat berlimpah tanpa batasan, harus menggunakan jiwa kita sendiri untuk menangkapnya.
Sebuah musik yang indah, sebuah lagu yang disukai, secangkir teh atau kopi, sebuah ucapan salam yang hangat, sebuah ucapan pesan penuh perhatian, sepoi angin sejuk di awal musim panas..... semua ini bisa membuat orang merasakan sebersit kebahagiaan.....
Jika seseorang mempunyai jiwa dan pikiran yang tidak rumit, maka orang tersebut akan dengan sangat mudah mendapatkan kebahagiaan.
Misalkan seperti ketika kita sedang kehausan dan menemukan sekolam air yang jernih, di tengah dinginnya musim dingin mendapatkan seberkas sinar cahaya mentari yang hangat dan lain sebagainya, kesemuanya ini bisa membawa kebahagiaan dan kegembiraan yang sesungguhnya bagi banyak orang.
Kemungkinan bagi sebagian orang yang memiliki keinginan tinggi, mereka menganggap masalah ini sebagai sesuatu peristiwa yang tepat dan layak, memandang berkah dari langit dan keberuntungan dalam kehidupan sebagai hal yang sudah sewajarnya, hanya ketika mereka sudah mendapatkan benda yang mereka inginkan, barulah mereka merasakan sedikit kepuasan, cara berpikir semacam ini sudah jelas sangat jauh dari kebahagiaan sesungguhnya.
Sering berdiskusi dengan teman-teman yang masih muda mengenai topik apakah kebahagiaan yang sesungguhnya. Saya pribadi beranggapan bahwa perasaan kebahagiaan dari seseorang pada akhirnya tergantung pada besar kecilnya hasrat keinginan dari orang itu dan nilai sebenarnya yang dia dapatkan, dimana ia menganggap kebahagiaan sama dengan penghasilan/keinginan.
Arti dan hubungan kebahagiaan dari rumus ini ialah taraf dari kebahagiaan berbanding lurus dengan penghasilan, semakin banyak penghasilan seseorang, taraf kebahagiaan dia semakin besar.
Akan tetapi, bersamaan itu dia juga memiliki perbandingan terbalik dengan hasrat keinginan seseorang. Yakni semakin banyak hasrat keinginan seseorang, taraf kebahagiaan dia semakin kecil. Hasrat seseorang semakin besar dan kuat, bersesuaian dengan perasaan dia seharusnya merasakan semakin menderita, atau boleh dikatakan bahwa dia tidak bisa mendapatkan kebahagiaan. Karena materi itu ada batasnya sedangkan hasrat keinginan adalah tanpa batas.
Dari sini sudah jelas, puas akan apa yang telah diperoleh akan selalu bergembira, hati bersih dan sedikit hasrat keinginan dapat merasakan kebahagiaan selalu berada, mempertahankan sebuah hati yang sederhana, akan selalu merasakan kegembiraan yang seharusnya berada di dalam jiwa ini.
Suatu hari, di dalam perjalanan pulang dari kantor melewati tempat konstruksi gedung yang sedang dibangun dekat pepohonan kelapa yang disinari oleh mentari senja.
Sekelompok pekerja bangunan asing, berpakaian lu-suh sedang santai merebahkan diri di atas pasir yang ada di pinggir pantai. Ada yang sedang tidur dan ada yang tidak, wajah senyum mereka yang polos termasuk senyuman yang muncul dari lubuk jiwa yang paling dalam, terang dan cemerlang.
Saya mendadak terpengaruh oleh suasana yang bergembira itu, perasaan bahagia mereka terus berada di dalam ingatan saya sepanjang masa. Kemungkinan mereka bahkan tidak mengerti bahagia itu apa, namun kegembiraan yang sesungguhnya adalah mereka sekelompok orang yang sederhana.
Di dalam kehidupan ini kebahagiaan yang sederhana berada di mana-mana, bukan karena luas dari bidang yang membuat orang menjadi bahagia itu yang terlalu kecil, tetapi manusia yang kurang dapat merasakan dan mengenal kebahagiaan jiwa.
Saya juga teringat pada suatu kejadian, saya pernah melihat sepasang suami-istri pengemis di pinggir jalan, yang masing-masing ingin mengalah untuk menikmati sepotong roti yang sudah jamuran, ketika itu saya juga bisa merasakan kebahagiaan yang termasuk milik orang miskin.
Ditengok dan dipikir kembali, bagi mereka yang setiap hari disertai oleh beraneka macam jenis makanan lezat, bahkan ada yang masih mengeluh jenis makanan ini enak dan itu tidak enak, tetapi mereka dari awal hingga akhir tidak pernah mencicipi makanan yang benar-benar lezat dan nikmat, karena rasa tersebut hanya bisa dirasakan memakai jiwa dan kasih.
Sederhana mungkin adalah kebahagiaan. Kebahagiaan tidak memiliki jawaban yang sama, juga tidak memiliki pola yang tetap. Makna dari kebahagiaan sangat berlimpah ruah, tanpa batasan, harus menggunakan jiwa kita sendiri untuk menangkapnya.
Sebuah musik yang indah, sebuah lagu yang disukai, secangkir teh atau kopi, sebuah ucapan salam yang hangat, sebuah ucapan pesan penuh perhatian, sepoi angin sejuk di awal musim panas..... semua ini bisa membuat orang merasakan sebersit kebahagiaan.
Hidup dengan kesederhanaan, Anda dengan mudah akan menghayati kebahagiaan di dalam kehidupan. Tanpa rintangan tidak akan ada keinginan, tanpa keinginan tidak akan ada permintaan, tanpa amarah tidak akan ada musuh, tanpa keluhan, hati akan menjadi lapang, semua kerisauan hanya bersumber dari keterikatan yang tidak bisa dilepaskan.
Maka dari itu, belajarlah hidup dengan kesederhanaan, dengan baik melewatkan kehidupan sehari-hari tanpa keinginan dan permintaan, itu adalah kebahagiaan yang sesungguhnya.
Sebuah musik yang indah, sebuah lagu yang disukai, secangkir teh atau kopi, sebuah ucapan salam yang hangat, sebuah ucapan pesan penuh perhatian, sepoi angin sejuk di awal musim panas..... semua ini bisa membuat orang merasakan sebersit kebahagiaan.....
Jika seseorang mempunyai jiwa dan pikiran yang tidak rumit, maka orang tersebut akan dengan sangat mudah mendapatkan kebahagiaan.
Misalkan seperti ketika kita sedang kehausan dan menemukan sekolam air yang jernih, di tengah dinginnya musim dingin mendapatkan seberkas sinar cahaya mentari yang hangat dan lain sebagainya, kesemuanya ini bisa membawa kebahagiaan dan kegembiraan yang sesungguhnya bagi banyak orang.
Kemungkinan bagi sebagian orang yang memiliki keinginan tinggi, mereka menganggap masalah ini sebagai sesuatu peristiwa yang tepat dan layak, memandang berkah dari langit dan keberuntungan dalam kehidupan sebagai hal yang sudah sewajarnya, hanya ketika mereka sudah mendapatkan benda yang mereka inginkan, barulah mereka merasakan sedikit kepuasan, cara berpikir semacam ini sudah jelas sangat jauh dari kebahagiaan sesungguhnya.
Sering berdiskusi dengan teman-teman yang masih muda mengenai topik apakah kebahagiaan yang sesungguhnya. Saya pribadi beranggapan bahwa perasaan kebahagiaan dari seseorang pada akhirnya tergantung pada besar kecilnya hasrat keinginan dari orang itu dan nilai sebenarnya yang dia dapatkan, dimana ia menganggap kebahagiaan sama dengan penghasilan/keinginan.
Arti dan hubungan kebahagiaan dari rumus ini ialah taraf dari kebahagiaan berbanding lurus dengan penghasilan, semakin banyak penghasilan seseorang, taraf kebahagiaan dia semakin besar.
Akan tetapi, bersamaan itu dia juga memiliki perbandingan terbalik dengan hasrat keinginan seseorang. Yakni semakin banyak hasrat keinginan seseorang, taraf kebahagiaan dia semakin kecil. Hasrat seseorang semakin besar dan kuat, bersesuaian dengan perasaan dia seharusnya merasakan semakin menderita, atau boleh dikatakan bahwa dia tidak bisa mendapatkan kebahagiaan. Karena materi itu ada batasnya sedangkan hasrat keinginan adalah tanpa batas.
Dari sini sudah jelas, puas akan apa yang telah diperoleh akan selalu bergembira, hati bersih dan sedikit hasrat keinginan dapat merasakan kebahagiaan selalu berada, mempertahankan sebuah hati yang sederhana, akan selalu merasakan kegembiraan yang seharusnya berada di dalam jiwa ini.
Suatu hari, di dalam perjalanan pulang dari kantor melewati tempat konstruksi gedung yang sedang dibangun dekat pepohonan kelapa yang disinari oleh mentari senja.
Sekelompok pekerja bangunan asing, berpakaian lu-suh sedang santai merebahkan diri di atas pasir yang ada di pinggir pantai. Ada yang sedang tidur dan ada yang tidak, wajah senyum mereka yang polos termasuk senyuman yang muncul dari lubuk jiwa yang paling dalam, terang dan cemerlang.
Saya mendadak terpengaruh oleh suasana yang bergembira itu, perasaan bahagia mereka terus berada di dalam ingatan saya sepanjang masa. Kemungkinan mereka bahkan tidak mengerti bahagia itu apa, namun kegembiraan yang sesungguhnya adalah mereka sekelompok orang yang sederhana.
Di dalam kehidupan ini kebahagiaan yang sederhana berada di mana-mana, bukan karena luas dari bidang yang membuat orang menjadi bahagia itu yang terlalu kecil, tetapi manusia yang kurang dapat merasakan dan mengenal kebahagiaan jiwa.
Saya juga teringat pada suatu kejadian, saya pernah melihat sepasang suami-istri pengemis di pinggir jalan, yang masing-masing ingin mengalah untuk menikmati sepotong roti yang sudah jamuran, ketika itu saya juga bisa merasakan kebahagiaan yang termasuk milik orang miskin.
Ditengok dan dipikir kembali, bagi mereka yang setiap hari disertai oleh beraneka macam jenis makanan lezat, bahkan ada yang masih mengeluh jenis makanan ini enak dan itu tidak enak, tetapi mereka dari awal hingga akhir tidak pernah mencicipi makanan yang benar-benar lezat dan nikmat, karena rasa tersebut hanya bisa dirasakan memakai jiwa dan kasih.
Sederhana mungkin adalah kebahagiaan. Kebahagiaan tidak memiliki jawaban yang sama, juga tidak memiliki pola yang tetap. Makna dari kebahagiaan sangat berlimpah ruah, tanpa batasan, harus menggunakan jiwa kita sendiri untuk menangkapnya.
Sebuah musik yang indah, sebuah lagu yang disukai, secangkir teh atau kopi, sebuah ucapan salam yang hangat, sebuah ucapan pesan penuh perhatian, sepoi angin sejuk di awal musim panas..... semua ini bisa membuat orang merasakan sebersit kebahagiaan.
Hidup dengan kesederhanaan, Anda dengan mudah akan menghayati kebahagiaan di dalam kehidupan. Tanpa rintangan tidak akan ada keinginan, tanpa keinginan tidak akan ada permintaan, tanpa amarah tidak akan ada musuh, tanpa keluhan, hati akan menjadi lapang, semua kerisauan hanya bersumber dari keterikatan yang tidak bisa dilepaskan.
Maka dari itu, belajarlah hidup dengan kesederhanaan, dengan baik melewatkan kehidupan sehari-hari tanpa keinginan dan permintaan, itu adalah kebahagiaan yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar